Susanti Ningsih Sang Kartini Keluarga
Susanti Ningsih, ibu dari tiga anak ini merupakan sosok yang tangguh dan
mandiri. Terlahir dalam keluarga yang kurang mampu membuat beliau terlatih
hidup sederhana. Berkat kesederhanaannya beliau mampu memperbaiki kehidupan
keluarganya. Sosok beliau pantas menjadi panutan ketiga anaknya.
Susanti Ningsih lahir pada 3 Mei 1971 di sebuah desa kecil bernama Donorojo.
Beliau merupakan anak kelima dari delapan bersaudara,hasil pernikahan Suisnen
Mardijanto dan Suyati. Dari delapan anak tersebut hanya ada satu anak laki-laki
yang merupakan anak pertama dari pasangan Suisnen dan Suyati.
Sebelum masuk ke sekolah dasar Susanti pernah menderita sakit-sakitan yang
tidak kunjung sembuh. Akibatnya nama Susanti pernah diubah menjadi Triwis yang
bermakna tumbuh. Hal tersebut dilakukan dengan harapan beliau dapat sembuh dan
tumbuh besar. Setelah beliau sembuh dari sakitnya, beliau masuk sekolah dasar di
SDN Ngadirejo. Sekolah tempat beliau menuntut ilmu tersebut cukup jauh dari
desa tempat tinggalnya, sehingga beliau harus berjalan kira-kira 1,5 km dan
berangkat lebih pagi dari kebanyakan teman yang rumahnya lebih dekat dari
sekolahnya. Masa kecil Susanti tidaklah sebahagia anak-anak lain sepantarannya
karena keluarganya merupakan keluarga petani, beliau harus membantu kedua orang
tuanya setiap hari. Beliau selalu membantu orang tuanya baik dalam mencari uang
maupun menjaga adik-adiknya. Beliau merupakan anak yang paling disayang kedua
orang tuanya karena kesregepannya dalam membantu orang tuanya. Hampir setiap
hari beliau harus mengambil air bersih untuk minum keluargannya di sungai,
memanen Kapulaga,dan menggiring bebek-bebek milik ayahnya. Beliau lulus sekolah
dasar pada tahun 1985.
Susanti pun melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya yaitu sekolah menengah
pertama di SMP Bhina Putra,Tegelrejo. Smp tersebut termasuk sekolah yang
populer dan memiliki predikat bagus pada masa itu. Perjuangan Susanti untuk
tetap bersekolah sangat sulit, sampai-sampai beliau harus berjalan sejauh 4 km
untuk sampai di sekolahnya tersebut. Beliau terkadang harus membawa Telur Bebek
bukan uang saku karena orang tuanya sedang tidak memiliki uang. Akhirnya beliau
lulus smp pada 1988.
Lulus dari SMP Bhina Putra Susanti melanjutkan sekolah di SMA Islam Secang.
Jaraknya tentu lebih jauh dari sekolah sebelumnya. Namun, dengan semangat dan
tekad yang kuat beliau tetap besekolah dan belajar dengan baik. Di sma beliau
termasuk siswi yang memiliki nilai terbaik dalam bidang olahraga, tubuhnya yang
altletis mendukung kemampuan beliau dalam bidang olahraga. Akhirnya beliau
lulus sma pada tahun 1991.
Dua tahun beliau merantau, akhirnya Susanti bertemu seorang pria bernama
Amanto,seorang perantau yang berasal dari Lampung. Pria tersebut kerap membantu
dan memperhatikan Suanti. Sifat kalem dan pendiam yang dimiliki Amanto membuat
Susanti jatuh hati kepadanya. Akhirnya mereka menikah pada 1993 dan dikaruniai
tiga anak dimana ketiganya berjenis kelamin laki-laki. Mereka adalah M. Andri
Febtianto, Ammar Galih Prakasa, Adimas Galih Hermawan. Susanti sangat
memperhatikan pendidikan ketiga anaknya, sampai-sampai beliau rela meminjam
motor tetangga demi mengantarkan anak-anaknya ke sekolah apabila motornya
sedang dipakai suaminya. Beliau sangat menyayangi dan mencintai anak-anaknya.
Kini Susanti hidup bahagia bersama keluarga kecilnya di rumah kecil yang
berhasil beliau bangun dengan kerja keras dan susah payah bersama suaminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar